BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemuda adalah golongan
manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah
yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Keragaman tersebut pada dasarnya
tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda,
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar
pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat, proses demikian itu
bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung
sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik
kulminasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda.
2. Bagaimana pengertian sosialiasi.
3. Bagaimana gambaran pemuda dan identitasnya.
4. Bagaimana gambaran perguruan dan pendidikan.
1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda.
2. Bagaimana pengertian sosialiasi.
3. Bagaimana gambaran pemuda dan identitasnya.
4. Bagaimana gambaran perguruan dan pendidikan.
1.3 Tujuan
Maksud dan
tujuan pembahasan Pemuda dan Sosialisasi ini adalah untuk memahami suatu proses
yang terjadi pada diri pemuda yang dapat mempengaruhi perkembangan sosialisasi
yang apabila terjadi hal-hal yang menyimpan dalam sikap pemuda akan sangat
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan interaksi sosial yang berjalan
selaras menjadi tidak efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemuda dan Identitasnya
2.1.1 Pengertian Pemuda
Pemuda
adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban
moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan
generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan
persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang
tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan
lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan
“nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Telah
kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang
selalu dikaitkan dengan masalah nilai.hal ini merupakan pengertian idiologis
dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu
identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber
insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat
diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat,antara lain :
a)
Kemurnian idealismenya
b)
Keberanian dan Keterbukaanya dalam
menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c)
Semangat pengabdiannya
d)
Sepontanitas dan dinamikanya
e)
Inovasi dan kereativitasnya
f)
Keinginan untuk segera mewujudkan
gagasan-gagasan baru
g)
Keteguhan janjinya dan keinginan untuk
menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h)
Masihlangkanya pengalaman-pengalaman
yang dapat merelevansikan pendapat,sikap dan tindakanya dengan kenyatan yang
ada.
2.1.2 Peranan Pemuda Dalam Pembangunan
Masyarakat ,Bangsa
dan
Negara
Dalam
hubungannya dengan sosialisasi geenerasi muda khususnya mahasiswa telah
melaksanakan proses sosialisasi dengan baik dan dapat dijadikan contoh untuk
generasi muda, mahasiswa pada khususnya pada saat ini.
Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 ternyata
perlu ditebus dengan pengorbanan yang tinggi. Oleh karena segera setelah
proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi yang bersifat politik maupun militer,
diantaranya KAMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang didirikan oleh
mahasiswa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
KAMI menjadi pelopor pemdobrak kearah kehidupan baru
yang kemudian dikenal dengan nama orde baru (ORBA). Barang siapa menguasai
generasi muda, berarti menguasai masa depan suatu bangsa, demikian bunyi suatu
pepatah. Berarti masa depan suatu bangsa itu terletak ditangan generasi muda.
Kalau dilihat lebih mendalam, mahsiswa pada garis
besarnya mempunyai peranan sebagai :
a)
agent of change
b)
agent of development
c)
agent of modernizatiom
Sebagai agent of change, mahasiswa bertugas untuk
mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih
baik. Sedangkan agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan
di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Sebagai agent of
modernization, mahasiswa bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam
pembahruan.
2.1.3 Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1) Charlotte
Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2) Peter
Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3) Paul
B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4) Soerjono
Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
BAB III
Analisis
3.1 Internalisasi
Belajar dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan sepesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternaslisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah sosialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbulmelalui proses yang agak panjang dan lama.
3.2
Proses sosialisasi
Istilah
sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi
selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang
membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku
ditengah-tengah masyarakat dan lingkunga budayanya. Dari proses
tersebut,seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya.
Semua
warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk
hidup ditengah-tengah orang lain atau memgikuti norma yang berlaku
dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang
dilahirkan,melainkan melalui proses sosialisasi.
Proses sosialisasi sebenarnya berasal
dari dalam keluarga. Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang
sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di
tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan
pengembangan dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan belajar
pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus
mampu menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan
diri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi
sosial yang tinggi.
Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang melalui proses sosialisasi dapat terbentuk di mana kepribadian itu merupakan suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial manusia, jadi dalam hal ini sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar pola-pola tindakan dalam interaksi beraneka ragam atau macam peranan sosialyang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang melalui proses sosialisasi dapat terbentuk di mana kepribadian itu merupakan suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial manusia, jadi dalam hal ini sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar pola-pola tindakan dalam interaksi beraneka ragam atau macam peranan sosialyang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu dalam masyarakat yang
berbeda mengalami proses sosialisasi yang berbeda pula, karena proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Jadi sosialisasi dititikberatkan soal individu dalam
kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses
sosialisasi melahirkan kedirian (self) dan kepribadian seseorang terhadap diri
sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya.
Proses sosialisasi ini berarti tidak berhenti sampai pada keluarga, tapi masih ada lembaga lainnya. Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosialisasi yang terpenting ialah keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media masa. Dengan demikian sosialisasi dapat berlangsung secara formal dan informal. Secara formal, proses sosialisasi lebih teratur dan sistematis serta dilengkapi oleh perangkat norma yang tegas danharus dipatuhi oleh setiap individu. Proses sosialisasi ini dilakukan secara sadar dan sengaja. Sedangkan secara informal, proses sosialisasi ini bersifat tidak sengaja, terjadinya ini bila seseorang individu mempelajari pola-pola keterampilan, norma atau perilaku melalui pengamatan informal terhadap interaksi orang lain.
Meskipun sosialisasi itu mungkin berbeda-beda dalam berbagai lembaga, kelompok maupun masyarakat, namun sasaran sosialisasi itu sendiri banyak memiliki kesamaan.
Proses sosialisasi ini berarti tidak berhenti sampai pada keluarga, tapi masih ada lembaga lainnya. Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosialisasi yang terpenting ialah keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media masa. Dengan demikian sosialisasi dapat berlangsung secara formal dan informal. Secara formal, proses sosialisasi lebih teratur dan sistematis serta dilengkapi oleh perangkat norma yang tegas danharus dipatuhi oleh setiap individu. Proses sosialisasi ini dilakukan secara sadar dan sengaja. Sedangkan secara informal, proses sosialisasi ini bersifat tidak sengaja, terjadinya ini bila seseorang individu mempelajari pola-pola keterampilan, norma atau perilaku melalui pengamatan informal terhadap interaksi orang lain.
Meskipun sosialisasi itu mungkin berbeda-beda dalam berbagai lembaga, kelompok maupun masyarakat, namun sasaran sosialisasi itu sendiri banyak memiliki kesamaan.
3.3 Peranan Sosial Mahasiswa dan
Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
3.4 Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda.
Pola
dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang
turut serta dan berkempentingan dalam penangnanannya benar-benar menggunakannya
sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu
serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
1. Landasan Idiil :
Pancasila
2. Landasan
Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan
Strategi : Garis – Garis Haluan Negara
4. Landasan
Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan
Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Motivasi
asas pembinaan dan pengembangan generasi muda pertumpu pada strategi pencapaian
tujuan nasional, seperti yang disebutkan dalam pembukaan UUD 1945
alinia IV.
3.5 PEMBINAAN
GENERASI MUDA MENURUT SAYA :
-Perluasan dan pemenataan kesempatan
belajar
- Dengan melakukan pemberian beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa terutama untuk keluarga yang memiliki perekonomian yang kurang mendukung.
- Dengan melakukan program wajib belajar 9 tahun.
- Melakukan pembebasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari kelas 1 SD - 3 SMP.
-Peningkatan mutu
pendidikan
- Menambahkan sumber daya guru/pengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan generasi muda.
- Pelaksanaan program Doktor di dalam maupun di luar negeri untuk memenuhi tenaga pengajardan penelitian bermutu tinggi.
-Pemantapan pendidikan di luar
sekolah dan pembinaan genenasi muda
- Dengan diadakannya/dibuka tempat pelatihan khusus untuk menghadapi dunia kerja.
3.6
PENGEMBANGAN GENERASI MUDA MENURUT SAYA :
Dengan
diadakannya KKN / Karang Taruna sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Sosial RI No. 83/HUK/2005. Karang Taruna ialah organisasi sosial sebagai wadah
pembinaan dan pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,diri sendiri dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah Desa/Kelurahan atau komunitas sederajat dan
terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
3.7
PERMASALAHAN PADA GENERASI MUDA MENURUT SAYA :
Terbatasnya lapangan kerja yang
tersedia. Dengan ini dapat terjadi pengangguran yang dapat menjadi beban bagi
keluarga maupun masyarakat sehingga dapat menimbulkan permasalahan yang
lainnya.
-Banyaknya penyalahan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya
yang dapat merusak fisik dan mental bagi bangsa.
-Masih terdapat anak - anak yang
hidup menggelandang.
-Pergaulan bebas yang terjadi pada
generasi muda yang menuju penyimpangan perilaku yang dapat merusak nama
keluarga.
-Masuknya kebudayaan negatif dari
bangsa lain yang dapat merusak kebudayaan bangsa dan merusak perilaku/mental
generasi muda.
-Terjadinya pernikahan dibawah umur
yang terjadi didaerah yang memiliki ilmu dan berpendidikan kurang.
3.8 Tujuan Pokok Sosialisasi
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
3.9 Perguruan dan Pendidikan
3.9.1 Mengembangkan Potensi Generasi
Muda
-Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
-Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
-Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
-Bertingkah laku secara selaras
dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau
kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3.9.2 Pengertian Pendidikan dan
Perguruan Tinggi
Kualitas
sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses
pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan
tetapi juga merupakan subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan, maka
setiap orang harus terlibat secara aktif dalam proses pembangunan, sedangkan
sebagai obyek, maka hasil pembangunan tersebut harus bisa dinikmati oleh setiap
orang.
Disinilah
terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya terciptanya kualitas sumber
daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akan
berhasil dalam pembangunannya secara “self propelling” dan tumbuh menjadi
bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu
(termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Moderenisasi
Jepang merupakan contoh prototipe dalam hubungan ini.
3.9.3 Alasan untuk Berkesempatan
Mengeyam Pendidikan Tinggi
Dalam
hal inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang
berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting. Karena berbagai
alasan:
1. Mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang
masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat didalam pemikiran,
pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat.
2. Mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi
terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya,
dan melalui pelajaran seperti, PPKN, Sejarah dan Antropologi maka berbagai
masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
3. Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan
suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya
dimana hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya, sehingga mampu melihat
Indonesia secara keseluruhan.
4. Mahasiswa sebagai kelompok struktur perekonomian
dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan
generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi dan
pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas
bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh
kedepan serta ketrampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan
generasi muda lainnya
3.9.4KESIMPULAN
Pemuda
merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu
pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai
pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan
yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan
bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu
para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan
yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
Jika
dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi
memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan
dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan
berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66,
dengan masing-masing ciri khasnya.
Daftar
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar